Lenteraku....
Mungkin aku terlalu takut mengungkapkan isi jantungku ini
sehingga aku tak berani menyampaikan senandung kasih yang membahana di dada ini
beberapa kali kutuliskan surat untukmu
namun ku tak tahu bagaimana agar ini sampai di pangkuanmu
Pernah kuletakkan di dalam bukumu
kuletakkan kedalam tas yang kupinjam saat aku kembali
selalu tak jelas bagaimana caranya
aku bingung dan takut
Takut kalau kau menolak isi hatiku
aku tak siap mendapat perlakuan itu
aku kehilangan akal
hanya berharap tulisanku saat itu kau baca
Pernah aku curiga
ada orang yang membaca surat yang kurangkai untukmu
dan tak menyampaikannya kepadamu
Aku berprasangka mungkin dia tak ingin kau berada didalam pelukanku
mungkin aku tak pantas mendapatkanmu
segala kemungkinan yang membuatku terhenti tuk berusaha menuliskan hasratku
Kau telah mempesonaku
Kau telah mengisi ruang belenggu hatiku
Bertahun-tahun aku bingung bagaimana menyampaikannya
tak ada keberanian tuk lakukan itu
Setahun sekali aku berusaha tuk kembali mengunjungimu
dari semak-semak aku selalu membuatmu tersenyum
namun aku hanya berani memujamu di altar sanubari
Aku selalu takut mengungkapkan " Ijinkan aku memiliki senyum manismu ini "
Aku berharap mampu mengatakan " Nafasmu telah memasung hatiku "
Namun tak sepatah katapun sanggup ku ungkapkan
Lidahku takut tuk berlisan di sampingmu
Malam itu ditahun 1998 aku lupa tepatnya
Kau megungkapkan perasaan yang sama yang membelenggu hatiku selama ini
Bagai pohon yang runtuh tersambar halelintar
Aku luruh...luruh....dan luruh....aku lunglai....lunglai tak bertulang
Air mataku bergerai....
Kenapa...kenapa...setelah lebih sembilan tahun semua baru terungkap
Seluruh sendi-sendi ini bergetar antara suka cita ataukah mimpikah...
Aku tahu...kau marah padaku, kau menikamku atas kekurang pekaanku akan isyarat cintamu
Kau menggitku batinku....kau mencengkeram hatiku dengan sejuta kecintaan dan pengharapan
Kau mencakar lenganku dengan kuku-kuku kerinduan yang terpendam
Sejak itu hari-hariku sangat...dan sangatlah terang gemilang
Pagi indah ...indah tiada tara
Malam...ya.. malam.....sangatlah mempesona
berada diantara senda tawa dan gelora asmara
Aku hidup....aku hidup....hiiiduuuuppppp lagi
Sejuta harapan cinta yang tertaut dan terbuka kini menghiasi rongga kehidupanku
wangi indah aroma cinta ini ....
Temaram rembulan seolah malu menampakkan wajahnya
sungguh rembulan cemburu akan cinta kita
Dan burung garuda pun menutupkan sayapnya menutupi wajahnya
namun berusaha menjadi saksi luapan cinta kita
Namun ....
semua ini hanya terjadi sekejap saja
sekedipan mata.....
sekeras suara lecutan pecut..sekilasan petir...bergemuruh memberontak dada
bahkan aku berprasangka.....apakah aku hanya bermimpi atau berhayal akan hal ini
ya......kebahagian yang terlahir dari timbunan pengharapan sekian lamanya penantian terbakar musnah
Semua menjadi abu keterpurukan.
Untuk kedua kalinya tubuhku lunglai tak bertulang
menggigil tubuh ini terbakar api kecemburuan
Sekedar kau tahu..
Benih kasihku padamu telah lama kutanam didalam setiap harap dan doaku
dihiasi mimpi-mimpi kemesraan bersamamu
tiada satupun benih kutanam selain dirimu
Meski gersang menampakkan penghalangan atas pengharapanku padamu
Tiada satupun wanita selain dirimu....yang kuhayalkan dalam rinduku
Masih terngiang suara dering telpon malam itu
Andai kau tak MENANGIS untuknya
Maka kau akan kusentak kedalam rengkuhanku, kedalam keabadian harapanku
kedalam keangkuhan kasihku, kedalam tahta kebersamaan yang baru terungkapkan
Namun kau telah MENANGIS untuknya
membuktikan betapa kau telah banyak berbagi kasih dengannya
berjuta kehangatan terjalin mesra dan dia pun menangis untuk pengharapan cintanya
hingga pagi mentari masihlah sangat muram
tak sewaktupun kau memberikan kesempatan untukku
Kau membisu kata, aku berusaha mendekatimu dan berharap kau membagi beban itu padaku
Tapi kau membisu kata....kau tak memberikan hatimu padaku
kau tak memberi kesempatan tuk memelukmu
yaaaahhhh.....
Aku pulang melangkah mengambang tak berpijak
Otak ku kosong....
mungkin saat itu aku sudah tak bernyawa...hanya raga saja menghantar ke pembaringan semula
Lenteraku.....
terimaksih kau telah memberi terang dihatiku....meski sekilas
terimaksih kau telah menguak tabir pengharapanku...walau kau tutup kembali
terimaksih kau telah merobek hatiku...meski perih merintih batin
sembilan tahun lebih aku hidup dalam penantian dan pengharapan namun ku bahagia
tapi kini seumur hayatku aku tenggelam bersama penantian dan pengharapanku penuh luka
Lenteraku....................
Sembilan tahun aku menangis tuk mendapatkan terangmu
Sampai kini aku masih menangis karena sesalku